LAPORAN HASIL PENGAMATAN MATA KULIAH : FISIKA PRAKTIKUM BAG 1. GEDE PARIS PRATAMA TEKNIK MESIN UNY 2015











LAPORAN HASIL PENGAMATAN
MATA KULIAH :
FISIKA PRAKTIKUM



Disususn oleh:
GEDE PARIS PRATAMA     15503244003
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
C 2
085737282629







UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015













Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala limpahanyna ,sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan     laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


















DAFTAR ISI








1.     BIDANG MIRING

PENDAHULUAN

1.1.           Latar belakang

                   Dalam kehidupan ini banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut di ciptakan manusia dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, seperti motor, mobil, pesawat terbang, telepon, dll. Alat yang di gunakan untuk memudahka manusia melakukan pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat.
                   Ada dua jenis pesawat, yaitu : pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah alat bantu kerja yang bentuknya sangat sederhana yang contohnya tuas, bidang miring, dan katrol. Pesawat rumit adalah pesawat yang terdiri atas susunan beberapa pesawat rumit contohnya pesawat terbang, pesawat telepon, motor, televisi, dan lain-lain.
                   Pesawat sederhana adalah  segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi suatu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan.
Tujuan percobaan:
1.      Dapat menjelaskan cara kerja bidang miring
2.      Dapat menentukan besarnya KMt, KMn, dan PK, serta efisiensi system bidang miring
3.      Dapat membuktikan bahwa bidang miring akan lebih ringan untuk memindahkan benda dengan gaya yang sedikit







1.2.           Dasar teori:

Bidang Miring
Bila balok ditarik kekanan namun belum bergerak, maka dikatakan benda mengalami kesetimbangan statis. Berlaku persamaan kesetimbangan :
P = B sin θ + f + gesekan puli.
B diuraikan menjadi B sin θ dan B cos θ,
(f) = µ B cos θ
Bila gesekan puli diabaikan, maka :
P = B sin θ + f
Persamaan ini dapat digunakan menentukan koefisiean gesek permukaan bidang luncur. Dalam keadaan teoritis atau kerugian sama dengan nol, maka persamaan diatas menjadi :
P = B sin θ , dapat ditulis sebagai :
Besarnya   ini didefenisikan sebagai keuntungan mekanik dari bidang miring. Besar atau kecilnya KM teoritis tergantung kepada besarnya sudut kemiringan. Dengan cara lain KM teoritis dapat diselesaikan dengan definisi :
KMt =   , bila balok naik setinggi hB = panjang DE atau hB = CD sin θ, maka P perlu bergerak sejauh hP = CD, sehingga
KMt =   = 
Untuk efisiensi dapat dituliskan sebagai :
(ή) =   =   =   =   =   à nilai KMn diperoleh dari percobaan.








1.3.           Alat dan langkah percobaan

Alat
a.       Perangkat percobaan bidang miring
b.      Mistar baja panjang atau rol meter
c.       Timbangan
Langkah percobaan
a.       Buat kontruksi bidnag miring, dengan sudut kemiringan agak besar, gunakan tanda alur pada papan percobaan, sehingga terbuat segitiga CDE
b.      Ukurlah panjang DE dan CD , catatlah
c.       Pastikan pemasakan benang pada puli telah betul. Tentukan beban B, kemudian pada P berikan pemberat sedemikiat sehingga menunjukan tanda tanda akan bergerak ke atas bidang miring. Bila sudah, timbang beban B maupun P.
d.      Ulangi percobaan di atas 3 x dengan sudut yang berbeda.

1.4.           Data pengamatan

33’
No
DE(cm)
CD(cm)
B(g)
Pn(g)
1
10,7
20
170
252
2


270
399
3


317
450
26’
No
DE
CD
B
Pn
1
10,7
25
170
250
2


270
400
3


516
732
22’
No
DE
CD
B
Pn
1
10,7
30,5
169
245
2


319
449
3


369
500
19’
No
DE
CD
B
Pn
1
10,7
35,5
267
355
2


219
300
3


317
398
13’
No
DE
CD
B
Pn
1
10,7
46,7
317
360
2


219
251
3


268
348

1.5.           Pengolahan data


POSISI BIDANG
PERCOBAAN KE
sin θ=DE/CD
         
KMt=1/sin θ
KMn=B/Pn
η =KMn/KMt

1
1


0,67
0,36

2
0,54

1,85
0,67
0,36

3


0,70
0,37

2
1


0,68
0,29

2
0,43
2,32
0,68
0,29

3


0,70
0,30

3
1


0,68
0,23

2
0,35
2,85
0,71
0,24

3


0,73
0,25

4
1


0,75
0,22

2
0,30
3,33
0,73
0,21

3


0,79
0,23

5
1


0,88
0,20
2
0,23
4,34
0,87
0,20
3


0,77
0,17

Harga rata-rata pada posisi bidang 1=0,36

Harga rata-rata pada posisi bidang 2=0,29

Harga rata-rata pada posisi bidang 3=0,27

Harga rata-rata pada posisi bidang 4=0,22

Harga rata-rata pada posisi bidang 5=0,19






1.6.         Pembahasan
Bidang miring merupakan pesawat sederhana yang memudahkan pekrjaan manusia dalam memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat yang lebih tinggi. Benda dipindahkan melalui lintasan miring, kemiringan lintasan diperoleh dengan pengganjal(panjang DE) sehingga menghasilkan sudut kemiringan
      Dalam percobaan bidang miring ini kami melakukan 5 kali percobaan dengan sudut yang berbeda, setiap sudut dicoba 3 kali. Setiap posisi percobaan kami menggunakan kami menggunakan besar beban dan penarikyang berbeda. Hanya sudut kemiringan yang berbeda.
      Kami mengidentifikasi besar keuntungan teoritis(KMt) dan nyata(KMn) perbandingan kecepatan (PK) dan efesiensi (η) dengan menggunakan persamaan:

KMt= 1/sin θ

Efisiensi = η= KMn/Kmn
KMn=B/Pn
PK=KMt
sin θ=DE/CD
         
                                                  






Dari data yang didapatkan,pesawat sederhana bidang miring akan lebih ringan dan mudah untuk mengangkan dan memindahkan benda disebabkan oleh sudut yang kecil. Semakin kecil sudut maka keuntungan mekanisnya baik secara teoritis maupun nyata akan mendapatkan hasil terbesar dari pada sudut yang lebih besar. Itu dapat di buktikan pada table pengolahan data. Maka dari itu gaya(F) yang di butuhkan akan semakin kecil

1.7.           Kesimpulan

A.    Keuntungan yang diperoleh dari bidang miring bergantung pada panjang lintasan, ketinggian, kemiringan sudut dan penarik. Semakin kecil sudutnya semakin besar keuntungan mekaniknya dan semakin kecil efesiensinya (lihat table pengolahan data)
B.     Bidan miring dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam memindahkan dari suatu tempat ketempat yang lebih tinggi
C.     Factor yang berpengaruh pada bidang miring adalah gaya gesek yaitu penghambat laju benda ketika melewati lintasan miring






2.     PENGUKURAN GRAVITASI BUMI

PENDAHULUAN

2.1.           Latar belakang

                        Sebuah benda yang digantung dengan menggunakan tali atau benang yang kemudian diberikan simpangan sebesar θ, maka benda tersebut akan berosilasi ketika dilepaskan. Osilasi merupakan kegiatan bolak- balik suatu benda hingga benda tersebut kembali ketitik keseimbangannya. Pada percobaan ini gerak osilasi yang akan dibahas yaitu gerak osilasi pada ayunan bandul. Ayunan bandul merupakan salah satu gerak harmonik sederhana. Gerak pada bandul merupakan gerak harmonik sedrhana yang memiliki amplitudo kecil. Bandul sederhana adalah Benda ideal yang terdiri dari sebuah benda yang bermassa M digantung pada tali  ℓ yang ringan, Dimana panjang tali ini tidak dapat bertambah atau mulur. Bila bandul ditarik kesamping dari titik keseimbangannya dan ketika dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena adanya pengaruh gaya gravitasi bumi.
Bandul sederhana atau ayuanan matematis merupakan sebuah partikel yang bermassa M yang bergantung pada sutu titik tetap dari seutas tali yang massanya diabaikan dan tali ini tidak dapat bertambah panjang yang terdiri dari panjang tali ℓ. Gaya yang bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T pada tali. Bila gaya-gaya yang bekerja pada M diuraian menjadi komponen radial dan tangensial, maka resultan gaya radial bertindak sebagai gaya yang dibutuhkan beban agar tetap bergerak melingkar dan resultan gaya tangensial bertindak sebagai gaya pemulih M untuk mengembalikannya ketitik kesetimbangannya .
Berdasarkan data diatas, maka perlu dilakukan percobaan ini yaitu penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk dapat menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul untuk beban yang berbeda, untuk enyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul, serta untuk menyelidiki pengaruh besar simpangan awal dan jenis beban terhadap besarnya nilai g yang diperoleh.






Tujuan :
Adapun tujuan dari percobaan penentuan percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul adalah sebagai berikut :
1)   Menentukan besar percepatan gravitasi bumi dengan metode ayunan bandul
2)   Menyelidiki pengaruh panjang tali terhadap besarnya periode osilasi bandul
3)   Menyelidiki pengaruh besar simpangan awal dan jenis beban terhadap besarnya nilai g yang diperoleh.

Contoh dari gerak osilasi adalah gerak osilasi pada bandul, dimana gerak bandul merupakan gerak harmonik sederhana yang memiliki amplitudo kecil. Bandul sederhana atau ayunan matematis merupakan sebuah partikel yang bermassa m yang bergantung pada suatu titik tetap dari seutas tali yang massanya diabaikan dan tali ini tidak dapat bertambah panjang  
(pada gambar 1) merupakan bandul sederhana yang terdiri dari panjang tali l dan beban bermassa m. Gaya yang bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T pada tali. Tegangan tali disebabkan oleh komponen berat  Fn = mg cos θ, sedangkan komponen mg sin θ bekerja untuk melawan simpangan. Mg sin θ inilah yang dinamakan gaya pemulih (Fr). Jika bandul tersebut berayun secara kontinu pada titik tetap (0) dengan gerakan melewati titik kesetimbangan c sampai berbalik ke Bʹ ( B dan Bʹ simetris satu sama lain ) dengan sudut simpangan  θο relatif kecil maka terjadi ayunan harmonis sederhana.
Gambar 1.  Osilasi gerak bandul sederhana ( Giancoli,2007).
Apabila suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan jatuh dan bergerak mengarah kepusat bumi. Percepatan yang dialami oleh benda yang jatuh tersebut disebabkan oleh adanya gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi dapat diukur dengan beberapa metode eksperimen salah satunya adalah ayunan bandul matematis yang terdiri atas titik massa m yang digantung dengan menggunakan seutas tali tak bermassa (massa diabaikan) dengan ujung atasnya dikaitkan dindng diam. Pada sistem bandul sederhana, benda bergerak pada sumbu gerak yang hanya dkendalikan oleh gravitasi bumi dengan periode ayunan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
T = 2π         ...............................................................................................(1) (Halliday,2005).
Bila suatu benda bergerak bolak – balik terhadap suatu titik tertentu, maka benda tersebut dinamakan bergetar, atau benda tersebut bergetar. Dalam ilmu fisika dasar, terdapat beberapa kasus bergetar diantaranya adalah gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak bolak – balik suatu benda yang melalui titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap detik selalu konstan. Gerak harmonik sederhana terjadi karena adanya gaya pemulih atau restoring force. Dinamakan gaya pemulih karena gaya selalu melawan perubahan posisi benda agar kembali ketitik setimbang. Karena itulah terjadi gerak harmonik. Pengertian sederhana adalah bahwa kita mengaggap bahwa tidak ada gaya disipatif, misalnya gaya gerak dengan udara, atau gaya gesek antara komponen sistem (pegas dengan beban) atau pegas dengan statifnya ( Ishaq,2007).


2.3.            Alat dan langkah percoban

Alat :
d.      Perangkat percobaan ayunan matematis
e.       Stopwatch
f.       Mistar baja atau rol meter
Langkah percobaan
a.       Pasang bandul dengan panjang tali L
b.      Tarik bandul ke kanan dengan sudut kecil saja dan lepaskan
c.       Setelah ayunan stabl,mulai menghitung jumlah ayunan n. teman lain dapat mencoba lagi
d.      Hentikan dan ukurlah panjang talinya,  L dan catat
e.       Ulangi percobaan yang di atas denan panjang tali yang berbeda
f.       Hitunglah masing-masing harga g dan g rata-ratanya

2.4.           Data pengamatan

Percobaan ke
Panjang tali (L meter)
Jumlah ayunan/30 detik (n)
Jumlah ayunan/detik
 (f)
1
0,6
18
0,6
2
0,56
18,5
0,616
3
0,52
19
0,63
4
0,47
20
0,67
5
0,44
20,5
0,683
6
0,4
21,5
0,716
7
0,36
22,5
0,75
8
0,32
23,25
0,775
9
0,30
24
0,8
10
0,29
25
0,833
11
0,27
25,5
0,85
12
0,25
26,5
0,883
13
0,22
28,25
0,941
14
0,20
29,5
0,983
15
0,18
30
1
16
0,17
31
1,03
17
0,16
33
1,1
18
0,15
33,5
1,116
19
0,13
35,5
1,183
20
0,09
40,25
1,3416

2.5.           Pengolahan data

Percobaan ke
Gravitasi bumi
1
8,518694
2
8,380477
3
8,139612
4
8,320832
5
8,094935
6
8,087333
7
7,986276
8
7,58006
9
7,572173
10
7,936103
11
7,693446
12
7,687422
13
7,68283
14
7,621778
15
7,098912
16
7,112834
17
7,635274
18
7,367819
19
7,175169
20
6,388632

2.6.           Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan sebanyak 20 kali dengan data seperti pada table menggunakan rumus
Diperoleh rata-rata besar gravitasi 7,704031 selisih sebesar 2,105969 dikarenakan pada saat kami melakukan percobaan terdapat beberapa hambatan antara lain:
1.      Kawat pengait pada ayunan matematis tidak setabil sehingga arah ayunan berubah+ubah
2.      Sudut pada saat melepaskan bandulan sembarang
3.      Pada saan melepaskan ayunan ada dorongan
4.      Penggunaan stopwatch kurang tepat atau menghitung frekuensi ayunan
5.      Pengaruh lingkungan, contoh: adanya hembusan angin dari fan yang berada di ruangan praktikum
Dari beberapa hambatan yang disebutkan mungkit berpengaruh terhadap hasil percobaan sehingga hasil gravitasinya tidak sama persis.

2.7.           Kesimpulan

     Berdasarkn percobaan yang kami lakukan, dapat di simpulkan bahwa gravitasi bumi memang ada dan mempengaruhi tingkah laku benda. Pada ruang praktikum kami kami mendapat gravitasi bumi sebesar 7,704031  dengan mencari rata-rata setia percobaan dari 20 kali percobaaan yang kami lakukan dengan rumus perhitungan
    Perbedaan antara lain nilai gravitasi 9,81 dengan hasil percobaan kami 7,704 yang disebabkan oleh beberapa factor yang kami sebutkan





3.      HUKUM HOOKE

PENDAHULUAN

3.1.           Latar belakang

                        Didalam kehidupan yang semakin canggih, kita tidak pernah terlepas dari kata fisika. Misalnya pegas, walaupun kadang kita tidak menyadari hal tersebut. Ketika mengendarai sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil, yang bergerak di jalan  atau yang permukaanya tidak rata atau dengan kata lainnya yaitu berlubang. Pegas membantu mengerem atau meredam hingga kita bisa berhenti.
Gerak suatu benda tegar yang merupakan suatu abstraksi matematis guna memudahkan perhitungan karena semua benda nyata sampai suatu batas tertentu, berubah dibawah pengaruh gaya yang dikerjakan terhadapnya. Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya dalam ilmu fisika yang disebut dengan teori elastis atau pada ilmu kekuatan bahan di bidang engineering.
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan atau dibebaskan. Oleh karena itu, dengan melakukan percobaan ini kita dapat menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan, mengamati gerak harmonik pada getaran pegas, menentukan
konstanta suatu pegas dan mempelajari hubungan antara gaya pegas dan pertambahan panjang pegas. Dengan latar belakang tersebut kami sebagai generasiu anak fisika melakukan percobaan ini dengan judul “Elastisitas dan Susunan Pegas”






Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1.      Dapat membedakan pegas tekan dan pegas tarik
2.      Menentukan koefisien pegas(bahan elastis), dengan ukurn diameter pegas, diameter kawat pegas, dan bahan yang berbeda

1.      Dasar Teori
Pegas yang diberi sedikit pemberat m1 kg sehingga memiliki panjang L1 meter. Kemudian diberi tambahan beban m2, maka menjadi pegas dengan panjang L2. Besarnya W (m1 – m2).g, atau gaya berat beban yang menyebabkan karet bertambah panjang (L2 – L1) = L atau x, menurut Hooke :
F = k.x
F = W = (m2 – m1).9,81      àadalah gaya yang menarik pegas, N.
x = L = L2 – L1                àadalah perubahan panjang karet, m.
(k) = koefisien elastisitas pegas, N/m.
Besarnya (k) akan dipengaruhi oleh ukuran pegas, kualitas, dan jenis bahannya. Sifat elastisitas dari bahan, pegas atau karet akan rusak bila diberi beban terlalu besar. Pegas tidak dapat kembali kebentuk semula.



3.3.            Alat dan langkah percoban

Alat :
a.       Perangkat percobaan ayunan matematis
b.      Stopwatch
c.       Mistar baja atau rol meter
Langkah percobaan
a.       Pasang bandul dengan panjang tali L
b.      Tarik bandul ke kanan dengan sudut kecil saja dan lepaskan
c.       Setelah ayunan stabl,mulai menghitung jumlah ayunan n. teman lain dapat mencoba lagi
d.      Hentikan dan ukurlah panjang talinya,  L dan catat
e.       Ulangi percobaan yang di atas denan panjang tali yang berbeda
f.       Hitunglah masing-masing harga g dan g rata-ratanya


3.4.           Data pengamatan

Pegas tarik dan tekan
Percobaan Pegas 1
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang (mm)
I
Baja
M1 = 0
L1 = 160
D Pegas = 15
M2 = 0,35
L2 = 165
D kawat = 1,5


II
Baja
M1 = 0
L1 =160
D Pegas = 15
M2 = 0,45
L2 = 170
D kawat = 1,5


III
Baja
M1 = 0
L1 = 160
D Pegas = 15
M2 = 0,65
L2 = 180
D kawat = 1,5


Percobaan Pegas 2
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang
I
Baja
M1 = 0
L1 = 175
D Pegas = 15
M2 = o,35
L2 = 185
D kawat = 1,5


II
Baja
M1 = 0
L1 = 175
D Pegas = 15
M2 = 0,45
L2 = 190
D kawat = 1,5


III
Baja
M1 = 0
L1 = 175
D Pegas = 15
M2 = 0,65
L2 = 200
D kawat = 1,5


Percobaan Pegas 3
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang
I
Baja
M1 = 0
L1 = 220
D Pegas = 17,5
M2 = o,35
L2 = 235
D kawat = 1,5


II
Baja
M1 = 0
L1 = 220
D Pegas = 17,5
M2 = 0,45
L2 = 240
D kawat = 1,5


III
Baja
M1 = 0
L1 = 220
D Pegas = 17,5
M2 = 0,65
L2 = 255
D kawat = 1,5



Percobaan Pegas 1
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang (mm)
I
Baja
M1 = 0
L1 = 51
D Pegas = 31
M2 = 5
L2 = 48
D kawat = 4


II
Baja
M1 = 0
L1 =51
D Pegas = 31
M2 = 10
L2 = 45
D kawat = 4


III
Baja
M1 = 0
L1 = 51
D Pegas = 31
M2 = 15
L2 = 42,5
D kawat = 4


Percobaan Pegas 2
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang
I
Baja
M1 = 0
L1 = 39
D Pegas = 33,5
M2 = 5
L2 = 36
D kawat = 4,5


II
Baja
M1 = 0
L1 = 39
D Pegas = 33,5
M2 = 10
L2 = 35
D kawat = 4,5


III
Baja
M1 = 0
L1 = 39
D Pegas = 33,5
M2 = 15
L2 = 33,5
D kawat = 4,5


Percobaan Pegas 3
Spesifikasi
Pemberat, kg
Panjang
I
Baja
M1 = 0
L1 = 43
D Pegas = 19
M2 = 5
L2 = 37
D kawat = 3


II
Baja
M1 = 0
L1 =43
D Pegas = 19
M2 = 10
L2 = 33
D kawat = 3


III
Baja
M1 = 0
L1 = 43
D Pegas = 19
M2 = 15
L2 = 29
D kawat = 3



                                                                          



3.5.           Pengolahan data


PEGAS TARIK

F = k.x  à k=f/x
F = (m2 – m1).9,81
x = L2 – L1

Percobaan ke
F(N)
X(m)
K(N/m)
1
3,433
0,005
686,6
2
4,4145
0,01
441,45
3
6,37
0,02
318,5
4
3,433
0,01
343,3
5
4,4145
0,015
294,3
6
6,37
0,025
254,8
7
3,433
0,015
228,867
8
4,4145
0,02
220,725
9
6,37
0,035
182

Harga rata-rata k pegas tarik =2970,54167:9=330,06018




PEGAS TEKAN
F = k.x  à k=f/x
F = (m2 – m1).9,81
x = L2 – L1

Percobaan ke
F(N)
X(m)
K(N/m)
1
49,05
3
147,15
2
98,1
6
588,6
3
147,15
8,5
1250,78
4
49,05
3
147,15
5
98,1
4
392,4
6
147,15
5,5
809,325
7
49,05
6
294,3
8
98,1
10
981
9
147,15
14
2060,1


Harga rata-rata k pegas tekan =146,137024/9=5,1

3.6.           Pembahasan

Pada percobaan ini kami melakukan 2 jenis percobaan pegas, yaitu pegas tarik dan tekan. Kami menggunakan pegas yang berbeda pada kedua jenis percobaan tersebut kami gunakan 9 kali percobaan. Jani pada masing-masing  kali percobaan pada pegas tekan dan tarik., kami hanya mengubah besar pemberatnya saja.
         Berdasarkan percobaan yang kami lakukan di peroleh data sebagai berikut:
-          Harga rata-rata k pegas tarik =2970,54167:9=330,06018
-          Harga rata-rata k pegas tekan =146,137024/9=5,1

Dengan  menggunakan persamaan

F = k.x   k=f/x
F = (m2 – m1).9,81
 




Keterangan:
-F=gaya(N)
x = L2 – L1
-k=koefisien elastisitas pegas(N/m)
-x=pertambahan gravitasi panjang
 


Pada pegas tarik panjang pegas bertambah setelah melakukan percobaan dengan 2 kali lebih masa pemberat yang berbeda. Pertambahan panjang pegas disebabkan posisi pembarat yang di gantung pada pegas sehingga pegas akan merenggang atau tertarik ke bawah. Sedangkan pada pegas tekan panjang pegas semakin berkurang setelah dilakukan percobaan dengan 2 kali atau lebih massa percobaan ini sehingga pegas tekan pengalami tekanan.

Hasil perhitungan rata-rata pegas tekan dan tarik berbeda ini dimungkinkan karena:
-          Alat percobaan yang berbeda
-          Pegas yang di gunakan berbeda.
-          Pemberat sangat bervariasi dan keteltian dalam melakukan percobaan


3.7.           Kesimpulan

1.      Bahan pegas mempengaruhi koefisien elastisitas pegas. Semakin solid atau kuat bahan pegas otomatis sulit melentur sehingga nilai k akan semakin kecil
2.      Semakin besar massa pemberat maka semakin besar pula gaya yank di hasilkan
3.      Semakin besar gaya yang di hasilkan maka semakin besar pula pertambahan panjangnya




4.     RODA GIGI LURUS

PENDAHULUAN

4.1.           Latar belakang

            Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih tinggi.

Tujuan :
a.       Bagaimana cara kerja sistem roda gigi lurus
b.      Berapa besarnya KMt, Kmn, dan PK.
c.       Berapa Efisiensi pada percobaan
d.      Apa sifat dan karakteristik system roda gigi lurus



Sebuah pemindah daya menggunakan system roda gigi poros 1 berputar dengan n1 menggerakakn poros 2 yang akan berputar dengan n2. Untuk memindahkan daya mesin, digunakan roda gigi 1 yang berjumlah gigi z1 dan berdiameter D1 akan menggeraknakn roda gigi 2 yang berjumlah z2 gigi dan berdiameter D2.agar sepasang roda gigi bekerja dengan baik, tentunya kecepatan keliling harus sama (V1 = V2).
Hubungan keliling dengan banyaknya putaran adalah  , sehingga:
V1 = V2
,
  D1.n1  =  D2.n2
 , bila z = modul, maka  à  à
Cara kerja alat :
            Bila tromol yang dipasang pada roda gigi 1 diputar oleh gaya P, maka tromol yang dipasang pada roda gigi 2 akan berputar juga. Hal ini menyebabkan tali tromol tergulung dan beban yang dipasang pada tali tersebut naik.
Keuntungan Mekanik
KM teoritis =  , besarnya sama dengan PK. Menentukan KMt berdasarkan prinsip kesetimbangan energy :
Usaha beban = Usaha angkat , (efisiensi = 1)
  B . hB = P . hP
Bila poros 1 berputar 1x, maka poros 2 berputar sebanyak  kali, karena tromol 1 dan tromol 2 ukurannya sama, maka tak ada pengaruhnya terhadap perbandingan kecepatan. Bila P bergerak sejauh hP, maka beban B telah naik setinggi  .hP.
P . hP = B .  à  =
Sehingga Keuntungan Mekanik teoritisnya (KMt) =
Sedangkan keuntungan mekanik nyata dapat diperoleh dari hasil percobaan (KMn) =  .


Perbandingan kecepatan (PK)
PK =  =  =
Efisiensi
ή =  =  =  , harganya < 1.


4.3.           Alat dan langkah percobaan

2.      Alat Percobaan
a.       Perangkat percobaan roda gigi lurus.
b.      Timbangan.
c.       Jangka sorong.
3.      Langkah Percobaan
a.       Pastikan tali terpasang dengan benar.
b.      Ambil pemberat sebagai beban B.
c.       Pada P berilah pemberat juga sehingga ada tanda-tanda tromol berputar tepat saat beban B akan mulai bergerak naik. Timbang massa P dan massa B lalu catat.
d.      Percobaan 1 selesai.
e.       Lakukan percobaan dengan B yang berbeda.
f.       Timbang dengan benar dan catatlah data B dan P jangan sampai tertukar.
g.      Hitung jumlah gigi pada setiap roda gigi.
h.      Selesai.










4.4.           Data pengamatan dan pembahasan


Percobaan ke
B(kg)
P(kg)
1
0,367
0,271
2
0,283
0,250
3
0,250
0,218
4
0,270
0,2175
5
0,2755
0,216
6
0,473
0,314
7
0,448
0,2525
8
0,416
0,199
9
0,737
0,449
10
0,415
0,2495
11
0,453
0,2955
12
0,1705
0,163
13
0,196
0,186
14
0,530
0,347
15
0,198
0,173
16
0,7215
0,348
17
0,468
0,330
18
0,3485
0,299
19
0,681
0,473
20
0,3475
0,280
Percobaan ke
KMt
KMn=
ή=
1

1,354243542
0,54169742
2

1,132
0,4528
3

1,146788991
0,4587156
4

1,24137931
0,49655172
5

1,275462963
0,51018519
6

1,506369427
0,60254777
7
2,5
1,774257426
0,70970297
8

2,090452261
0,8361809
9

1,64142539
0,65657016
10

1,663326653
0,66533066
11

1,532994924
0,61319797
12

1,04601227
0,41840491
13

1,053763441
0,42150538
14

1,527377522
0,61095101
15

1,144508671
0,45780347
16

2,073275862
0,82931034
17

1,418181818
0,56727273
18

1,165551839
0,46622074
19

1,4397463
0,57589852
20

1,241071429
0,49642857


harga rata-rata ή=11,387276/20=0,569364

4.5.           Pembahasan

Roda gigi lurus adalah pesawat sederhana yang ertujuan untuk memindahkan daya mesin dengan memanfaatkan gerak rotasi dua roda gigi yang bersinggungan
      Roda gigi z1=30 berputar dan akan menggerakakn roda gigi 2 dengan z2=75. Beban (B) digantung dengan tali pada poros roda ggi 2 sedangkan penarik (Pn) digantung pada poros roda gigi 1. Dikarenakan z1<z2, maka ketika Pn bergerak memutar roda gigi 1 berputar lebih cepat di bandingkan roda gigi 2 sehingga beban (B)  terangkat ke atas dengan variasi besar beban (B) dan penarik (Pn) , berikut data yang kami peroleh:
·         KMt= Z1/Z2=75/35=2,5
·          KMn= =1,354243542 ; 1,132; 1,146788991 dan seterusnya
·         Rata-rata ή= Σ ή /20=11,387276/20=0,569364
·         PK=KMt=2,5




Pada system roda gigi ini keberadaan gigi-giginya berperan mencegah terjadinya slip sehingga mampu memberikan keuntungan transmisi. Selain itu rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah gigi(Z1danZ2) juga merupakan salah satu karasteristik system ini. Rasio kecepatan putaran yang tepat ini di manfaatkan pada jam tangan yang termasuk mesin presisi. Selain pada jam tangan, roda gigi lurus juga digunakan pada gear box pada mesin.
            Pada data kami mendapatkan selisih KMt-KMn cukup besar. Hal ini dapat di sebabkan karena keadaan roda gigi yang kurang baik, misalnya poros mulai mengendor, pelumasan yang kurang dan ketelitiinan kami melakukan percobaan serta perhitunganya, gesekan tali dengan poros tempat tali berada juga mempengaruhi

4.6.           Kesimpulan

D.    Roda gigi lurus dapat mentranmisikan daya dengan memanfaatkan gerak rotasi kedua roda gigi yang menghasilkan kecepatan
E.     Kombinasi dua roda gigi yang memiliki jumlah gigi yang berbeda (Z1<Z2) menghasilkan keuntungan yang mekanis
F.      Keuntungan mekanis teoritis dan nyata memiliki perbedaan atau selisih yang cukup besar. Ini disebabkan karena adanya energy yang terbuang dalam proses tersebut
G.    System ini cocok untuk mesin-mesin presisi seperti jam tangan, gear box dan lain-lain


























Komentar

Postingan Populer